FLaytout Menu
Infografis Pemberdayaan Ekonomi APAC

22 Februari 2024

12.00

PST

|

APAC

Menjadi Berdaya di Bidang Ekonomi di Asia Pasifik

Hampir sembilan dari 10 orang secara aktif mencari pemberdayaan ekonomi

KUALA LUMPUR, 22 Februari 2024 - Herbalife, perusahaan kesehatan dan kebugaran terkemuka, merilis hasil Survei Pemberdayaan Ekonomi Asia Pasifik terbarunya, yang menunjukkan bahwa hampir 9 dari 10 orang (87%) saat ini sedang mengambil langkah-langkah untuk menjadi lebih "berdaya secara ekonomi" Perilaku umum yang dilakukan seperti belajar tentang keuangan pribadi, menetapkan tujuan keuangan yang jelas, berinvestasi dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan, dan memulai bisnis atau pekerjaan sampingan.

 

Ditugaskan oleh Herbalife dan dilaksanakan oleh OnePoll, survei ini mendefinisikan "pemberdayaan ekonomi" sebagai pemberian pendidikan, pelatihan, dan keterampilan yang dibutuhkan orang untuk mendapatkan pekerjaan, memperoleh penghasilan, dan menjadi mandiri. Sebanyak 4.500 responden dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam berpartisipasi dalam survei ini.

 

Lebih dari 1 dari 2 (56%) mengatakan bahwa standar pemberdayaan ekonomi mereka telah berubah dalam lima tahun terakhir, sebagai akibat dari pandemi dan kenaikan inflasi. Beberapa hambatan utama untuk mencapai pemberdayaan ekonomi adalah kurangnya sumber daya untuk berinvestasi dalam ide, tidak memiliki keterampilan yang tepat untuk pertumbuhan dalam suatu pekerjaan, dan terbatasnya akses mendapatkan kredit, uang, atau layanan keuangan lainnya.

 

​Selain itu, terdapat sentimen yang kuat (72%) bahwa memulai bisnis sendiri atau melakukan freelance merupakan satu-satunya cara untuk menjadi berdaya secara ekonomi.

 

​"Beberapa tahun terakhir ini telah mempersulit pencapaian pemberdayaan ekonomi di tengah inflasi, penutupan bisnis, dan lingkungan pinjaman yang lebih ketat," ujar Stephen Conchie, presiden regional Herbalife untuk Asia Pasifik. "Ketika ekonomi berjuang untuk pulih pasca-pandemi, memberikan solusi menuju pemberdayaan ekonomi sangatlah penting."

 

​"Dalam lanskap pekerjaan yang berubah saat ini, ada sejumlah peluang yang tersedia bagi individu yang ingin mencapai pemberdayaan ekonomi dengan memulai bisnis mereka sendiri. Penjualan langsung, secara khusus menawarkan kemungkinan untuk memulai bisnis dengan biaya rendah, sambil didukung oleh pelatihan berkelanjutan, sumber daya, dan komunitas yang memiliki tujuan yang sama," kata Conchie.

 

Menurut survei tersebut, pemberdayaan ekonomi bervariasi di setiap negara. Setidaknya satu dari dua responden dari Vietnam (51%) mengatakan bahwa lebih mudah untuk diberdayakan secara ekonomi di tempat mereka tinggal dibandingkan dengan negara lain. Di Malaysia, Taiwan, Indonesia, dan Filipina, persentasenya masing-masing adalah 48%, 48%, 41%, dan 36%.

 

Faktor-faktor yang menghambat responden untuk menjadi berdaya secara ekonomi antara lain:

 

  • ​Saya tidak memiliki sumber daya yang saya perlukan untuk berinvestasi pada ide-ide saya - 40%
  • ​Saya tidak memiliki keterampilan yang tepat untuk berkembang dalam pekerjaan saya atau untuk mendapatkan karier yang saya inginkan - 34%
  • ​Terbatasnya akses terhadap kredit, uang, atau layanan keuangan lainnya - 31%
  • ​Kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pendidikan atau pendidikan tambahan - 25%
  • ​Saya dibesarkan di rumah tangga berpenghasilan rendah - 23%

Tindakan-tindakan utama yang diambil oleh responden agar lebih berdaya secara ekonomi termasuk:

 

  • ​Mengedukasi diri saya sendiri tentang keuangan pribadi, anggaran, investasi - 67%
  • ​Menetapkan tujuan keuangan yang jelas, termasuk menabung secara teratur dan/atau melunasi utang - 61%
  • ​Berinvestasi dalam pendidikan dan pengembangan keterampilan yang selaras dengan tujuan saya - 46%
  • ​Memulai bisnis sendiri atau memulai pekerjaan sampingan untuk mendiversifikasi sumber pendapatan saya - 43%
  • ​Menjaga kesehatan fisik dan mental saya - 39%

Survei ini juga mengungkapkan perbedaan cara pandang gen Z dan milenial terhadap pemberdayaan ekonomi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya:

​Generasi Z dan milenial (masing-masing 79% dan 84%) lebih sadar akan pemberdayaan ekonomi mereka dalam lima tahun terakhir, dan sebagian besar dari mereka (masing-masing 86% dan 89%) mengambil langkah untuk memperbaiki situasi mereka

​Generasi Z dan milenial lebih cenderung melihat memulai pekerjaan sampingan atau bisnis mereka sendiri sebagai satu-satunya cara untuk menjadi berdaya secara ekonomi

​Dua alasan teratas yang membuat gen Z dan milenial lebih sulit untuk diberdayakan secara ekonomi adalah posisi sosial dan tingkat pendidikan

​Metodologi survei pemberdayaan ekonomi:


Survei double-opt-in acak terhadap responden populasi umum dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam, dilakukan oleh Herbalife antara 28 September dan 2 Oktober 2023. Penelitian ini dilakukan oleh perusahaan riset pasar OnePoll, yang anggota timnya merupakan anggota Market Research Society dan memiliki keanggotaan korporat di American Association for Public Opinion Research (AAPOR) dan European Society for Opinion and Marketing Research (ESOMAR).

Herbalife (NYSE: HLF) adalah perusahaan, komunitas, dan platform kesehatan dan kebugaran terkemuka yang telah mengubah kehidupan masyarakat dengan produk nutrisi yang hebat dan peluang bisnis bagi Member independennya sejak tahun 1980. Perusahaan menawarkan produk yang didukung oleh ilmu pengetahuan kepada pelanggan di lebih dari 90 negara melalui Member yang memberikan pelatihan secara pribadi dan komunitas yang mendukung yang menginspirasi pelanggan mereka untuk menjalankan gaya hidup yang lebih sehat dan lebih aktif untuk menjalani kehidupan terbaik mereka.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

 

Susan Tan
Direktur, Corporate Communications, Asia Pasifik
Herbalife
Email: asiapacificteam@herbalife.com